BANNER ENIE WIDHIASTUTI

Pages

12 November 2013

Catatan Harian Enie Widhiastuti (8)

Seiring berjalannya waktu, saya merasakan semakin kuat daya kompetitif antar caleg. Hal ini tidak saja pada level antar partai, tapi juga ditingkat internal partai. Bersyukur, pemilu legislatif bukan kali pertama saya ikuti sebagai caleg. Sehingga secara psikologis saya merasa hal yang amat sangat terbiasa menghadapinya. Suka duka menjadi caleg seperti halnya juga suka duka saya menjalani kehidupan ini. Panthare, mengalir dengan sendirinya.
Sebagai caleg perempuan, tentu saya menghadapi begitu banyak ragam pandangan. Ada kalanya, sebagai perempuan begitu dilekatkan dengan ketidakberdayaan, dengan titik kelemahan yang tanpa argumentasi memadai, tapi hanya berdasarkan stigma-stigma yang selama ini menjalar ditengah masyarakat. Namun semuanya saya pahami sebagai sebuah tantangan dan bukan sebuah kendala. Hal yang terasa prinsip bagi seorang perempuan adalah menyangkut kodratiah. Pun demikian, saya yakin perempuan sekalipun akan mampu menunjukkan eksistensinya ketika ruang untuk mengeksplorasi kemampuannya dibuka lebar dan sama layaknya ruang bagi kaum pria atau laki-laki.
Perspektif politik caleg perempuan tentu berbeda dengan laki-laki. Perempuan mewakili ketenangan berpikir dan bertindak, acapkali hal ini justru disebutkan sebagai kekurangtegasan kaum perempuan. Padahal, tenang dalam berpikir akan memudahkan tindakan yang penuh hitung-hitungan, penuh dengan kecermatan. Perempuan tak sembrono melakukan tindakan bukan karena terlampau berhati0hati, tapi lebih karena mengorientasikan tindakannya agar lebih optimal menghasilkan keputusan dan berbuah solusi.#


1 komentar: